KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakaatuh
Alhamdulillah puji syukur kehadirat
Allah SWT, atas segala nikmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini sebagai tugas kelompok. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, para
sahabat, keluarga dan ummatnya yang setya mengikuti ajarannya.
Makalah ini dibuat sebagai tugas
kelompok mata kuliah Filsafat umum,dalam penulisan ini masih jauh dari yang
diharapakan,maka kritik dan saran dari pihak lain sangat kami harapakan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan dating.
Penulis mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak terutama Bapak Drs.Mat
Jalil M.Hum, atas bantuan informasi dan data yang telah diberikan kepada
kami,semoga amal dan ibadah kita diterima disisi Allah SWT.
Aminn..
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Sebelum
melangkah lebih jauh membahas tentang pemikiran filsafat helenisme, tentunya
akan lebih baik jika kita memahami terlebih dahulu apa itu filsafat dan apa itu
helenisme, agar pembahasan ini dapat difahami secara sistematis dan secara
kronologis.
Berbicara
tentang filsafat, sebenarnya kita sedang berbicara mencari hakikat sesuatu. Dan
sesuatu inilah yang pada akhirnya menjadi obyek pembahasan filsafat, yaitu
hakikat tuhan, hakikat manusia dan hakikat alam. Diawali dari rasa ingin tahu
akan hakikat sesuatu, dan rasa ketidak pastian atau ragu-ragu, seseorang secara
terus menerus berfikir untuk mencari jawabannya. Maka upaya seseorang untuk
mencari hakikat inilah sebenarnya ia sedang berfilsafat. Dan upaya–upaya untuk
menyingkap hakekat segala sesuatu yang wujud, telah lama dilakukan oleh bangsa
yunani.
Filsafat
memiliki beberapa arti yang telah berkembang cukup banyak dari para filosof.
Dan ternyata kata filsafat ini telah muncul dan dikenal sejak zaman yunani
kuno. Ini menunjukan bahwa filsafat memang sudah ada dan berkembang pada bangsa
tersebut. Menurut catatan para sejarawan, orang yang pertama kali menggunakan
istilah filsafat adalah pythagoras dari yunani (582 – 496 sm). Pada waktu itu
arti filsafat belum begitu jelas. Kemudian arti filsafat itu diperjelas seperti
yang banyak dipakai sekarang ini.
Salah
satu pendapat mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa yunani yang
tersusun dari dua kata yaitu philein yang berarti cinta dan shopos yang berarti
hikmat, kebijaksanaan (wisdom). Akan tetapi orang arab memindahkan kata yunani
philosophia ke dalam bahasa mereka dengan menyesuaikannya dengan tabiat susunan
kata-kata arab, yaitu falsafa dengan fa`lala, fa`lalatan dan fi`lal. Dengan
demikian kata benda dari kata kerja falsafa adalah falsafah dan filsaf, yang memiliki arti hikmah. Hikmah menurut ibnu
arabi adalah proses pencarian hakikat sesuatu dan perbuatan.akan tetapi
ar-raghib memberikan definisi yang lebih simple, yaitu ashabtul haqi bil`ilmi
wal aql (memperoleh kebenaran dengan ilmu dan akal).
Filosop
yunani, seperti plato misalnya memberikan definisi filsafat sebagai suatu
pengetahuan tentang segala sesuatu. Sedangkan aritoteles beranggapan, bahwa
kewajiban filsafat ialah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan
demikian filsafat bersifat ilmu yang umum sekali.
Yunani
adalah sebuah negara di eropa yang telah memiliki pemikiran peradaban yang maju
sejak berabad-abad tahun yang lalu (yunani kuno). Istilah helenisme adalah
istilah modern yang diambil dari bahasa yunani kuno hellenizein yang berarti
“berbicara atau berkelakuan seperti orang yunani” (to speak or make greek).
Helenisme klasik: yaitu kebudayaan yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan
ke-4 sm. Helenisme secara umum: istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan
gabungan antara budaya yunani dan budaya asia kecil, syiria, mesopotamia, dan
mesir yang lebih tua. Lama periode ini kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323
sm (masa alexander agung atau meninggalnya aristoteles) hingga 20 sm
(berkembangnya agama kristen atau jaman philo)
Jadi
pemikiran filsafat helenisme adalah filsafat yunani untuk mencari hakikat
sesuatu atau sebuah pemikiran untuk mencari suatu kebenaran yang terjadi pada
masa yunani kuno. Nah bagaimanakah pemikiran filsafat helenisme tersebut,
secara singkat akan dibahas di makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
helenisme.
sebelum lahirnya flisafat
islam, baik dari di dunia timur maupun di dunia barat telah
terdapat bermmacam-macam alam pikiran , diantaranya yang terkenal pikiran mesir
kuno pikiran sumeria babilonia. Dan
asyuria pikiran india, cina dan pikiran yunani. Jadi, pikiran-pikiran
iran dan india sedikit banyak telah memberikan sumbanganya pada pembentukan
filsafat islam, tetapi yang tampak jelas sekali hubunganya, bahkan menjadi
sumber (bukan sumber utama) bagi filsafat islam ialah filsafat yunani.
Filsafat yunani yang sampai
kepada sampai kedunia islam seperti yang di tinggalkan oleh orang-orang yunani
sendiri, baik melalui orang-orang Masehi Nestoriah dan Jakobites maupun melalui golongan-golongan lainnya.akan tetapi filsafat sampai kepada mereka melalui
pemikiran helenisme Romawi yang mempunyai ciri khas dan corak tertentu yang memepengaruhi filsafat itu sendiri. Oleh karna itu, tidak
semua pikiran-pikiran filsafat yang sampai
kepada dunia islam barasal dari yunani, baik dalam teks-teks aslinya
maupun ulasan -ulasanya . melainkan hasil dari dua fase yang berturut-turut ,
yaitu ”fase Helenisme” dan “fase Helenisme Romawi.” Oleh karna itu, dalam
pikiran filsafat terdapat dua corak yang berbeda atau dua corak yang bercampur,
sesuai dengan perbedaan alam pikiran pada masa yang membicarakanya.
Fase Helenisme ialah fase ketika
pemikiran filsafat hanya, yaitu sejak abad ke 6 atau kelima sebelum masehi
sampai akhir abad keempat sebelum masehi. Adapun fase Helenisme romawi ialah
fase yang dating sesudah fase Helenisme, dan meliputi semua pemikiran filsafat
yang ada pada masa Romawi, yang ikut serta membicarakan peninggalan pikiran
yunani, antara lain pikiran romawi di barat dan di timur yang ada di mesir dan di siriah, fase ini di
mulai dari abad ke 4 sebelu masehi ssampai pertengahan abad ke 6 masehi di
bizantium dan roma, atau pertengahan abad ke 7 masehi di iskandariah, ayau abad
ke 8 masehi di siria dan irak[1]
Sebelum filsafat yunani
muncul, kebudayaan yunani telah mencitrakan has berfikir yang filosofi,
sebagaimana mitos-mitos yang berkembang di yunani adalah bagian yang menentukan
kelahiran. Filsafat yunani bukan
semata-mata hasil ciptaan filosof, tetapi merupakan kelanjutan kultur yunani
sebelum masa filsafat. Bahkan mulanya filsafat di yunani lahir untuk melepaskan
diri dari kekuasaan aliran agama bersahaja yang menyebarkan ajaran agamanya
dengan doktrin dan kekuasaan .
Ciri pemikiran filsafat
yunani ialah adanya cara berfikir yang tidak relevan dengan realitas yang ada
atau keberadaan yang benar-benar nyata menurut pemahaman filosofis bukan
eksistensi yang sesunggunya, karna setiap realitas menyembunyikan hakikatnya
yang paling hakiki.
Pembagian aristoteles
terhadab wujud menjadi form dan matter merupakan bentuk lain dari cara penggabungan terhadab
pendapat-pendapat herakleitos dan Parmenides. Seperti hanya plato,aristoteles
mengatakan bahwa hanya zat yang ada dengan sendirinya dan tidak berubah-ubah
(necessary dan unchanyable) yang bisa menjadi pengetahuan. “alam indrawi,
(sensible think) datang kemudian dan bisa berubah-ubah sehingga bisa ada
dan bisa tidak ada hanya zat yang buka indrawiyang menjadi objek pikiran yang
tidak berubah dan tiap-tiap kejadian memerlukan adanya zat yang tidak di
jadikan .[2]
Meskipun plato dan
aristoteles telah memadukan pikiran-pikiran filsafat yang sebelumnya, keduanya tidak dapat melarutkan
sama sekali karna pikiran-pikiran sama
sekali, karna pikiran-pikiran fisafat tersebut adalah pemikiran bermacam-macam
aliran yng boleh jadi berbeda-bada pandanganya terhadab hidup dan ala mini
aliran-aliran ini adalah:
1.
natural filosofi
dengan democritus sebagai tokohnya dan filosof-filosof lonia, yang menghargai
alam dan wujud benda setinggi-tingginya. Oleh karna itu, menurut aliran ini
alam itu abadi.
2.
“aliran
ketuhanan” yang mengakui zat-zat yang
metafisik,diwakili oleh “aliran Elea” dan Socrates,yang mengatakan bahwa sumber
alam indrawi adalah sesuatu yang berada diluarnya
3.
“Aliran Mistik” aliran
ini menganjurkan kepada manusia untuk meninggalkannya,serta menuju kepada alam
yang penuh kesempurnaan,kebahagian dan kebebasan mutlak, sesudah terikat oleh
benda alam ini.
4.
“Aliran Kemanusiaan”
yang menghargai manusia setinggi-tingginya,dan mengakui kesanggupannya untuk
mencapai pengetahuan.
Aliran-aliran filsafat tersebut telah
memengaruhi hasil pemikiran filosof-filosof yang mendatang,bagaimana pun kuat
dan besarnya filosof-filosof tersebut.Plato meskipun mengakui adanya tuhan, tidak
jelas pendapatnya tentang alam. Ia lebih condong pada tasawuf ,namun ia
terkenal sebagai pencipta “teori universalitas” dan “logika” seperti yang
terlihat dalam bukunya yang berjudul Euthydemus dan Gorgias, sedang “tasawuf
berdasarkan mata hati” dan “logika berdasarkan pikiran”.
Aristoteles adalah seorang monoisme,
yang mengakui keesaan sumber alam semesta,akan tetapi ia akan membenarkan
azali-nyaalam keabadian jiwa, yang kemudian menyebabkan adanya pluralitas pada
alam yang qodim. Ia mengarang buku Organon yang mengatur cara berfikir.
Meskipun Aristoteles telah lebih mampu
dalam mempertemukan aliran-aliran filsafat
yang hidup sebelum dia,hasil pemikirannya masih menunjukkan adanya
ketidakselaraannya.
Ketidakselarasannya menyebabkan adanya
perbedaan yang agak antara plato dengan aristoteles sendiri, meskipun ada
usaha-usaha dari Al-farabi dalam bukunya Al-jam’u baina sa’jai Al-Hakimain
untuk menghapuskan perbedaan-perbedaan itu atau dengan mengatakan bahwa sebagian pendapatnya
dikeluarkan pada masa-masa tertentu dan pendapat-pendapat lain dikeluarkan pada
masa sesudahnya atau sebelumnya. Akan tetapi, bagi mereka yang mengetahui
ciri-ciri khas pemikiran yunani,sebagai pemikiran yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Pada fase Hellenisme Romawi, meskipun keseluruhan masa
Helenisme Romawi mempunyai corak yang sama, apabila mengingat perkembangannya,
maka dapat dibagi menjadi tiga masa,dan tiap-tiap masa mempunyai corak
tersendiri.[3]
Masa
pertama, dimulai dari empat abad sebelum Masehi
sampai pertengahan abad pertama sebelum Masehi. Aliran-aliran yang terdapat
didalamnya:
a. Aliran
Stoa
b. Aliran
Epicure
c. Aliran
Skeptis
d. Aliran
Elektika-Pertama (aliran seleksi)
Masa
kedua,dimulai dari pertengahan abad pertama
sebelum masehi sampai pertengahan abad ketiga masehi. Corak pemikiran pada masa
ini ialah seleksi dan penggabungan,yaitu
memilih beberapa pikiran filsafat kuno dan menggabungkan pikiran-pikiran itu
satu sama lain, atau menggabungkan fikiran-fikiran itu disatu pihak dengan ketentuan
agama dan tasawuf timur dilain pihak. Masa ini dikenal dengan adanya ulasan
ilmiah terhadap kerja para filosof yunani. Aliran yang terdapat pada masa ini
adalah
a. Aliran
paripatetik terakhir
b. Aliran
stoa baru
c. Aliran
epicure baru
d. Aliran
pytagoras
e. Aliran
filsafat yahudi dan plato
Filsafat helenisme yahudi ialah suatu
pemikiran filsafat, yaitu filsafat yahudi dipertemukan dengan kepercayaan
yahudi,dengan jalanpenggabungan atau mendekatkan salah satunya kepada yang lain
atau membuat susunan baru yang mengandung kedua unsur tersebut.[4]
Masa
ketiga, dimulai dari abad ketiga masehi sampai
pertengahan abad keenam masehi diBizantium dan Roma,atau sampai pertengahan
abad ketujuh atau kedelapan diiskandariah dan timur dekat.pada masa ketiga ini,
kita mengenal aliran-aliran:
a. Neoplatonisme
b. Iskandariyah
c. Filsafat diasia kecil,yang terdapat di
Antiochia,harran,ar-ruha, dan nissibis.
Aliran-aliran
ini merupakan kegiatan terakhir menjelang timbulnya “aliran bagdad” yaitu
aliran filsafat islam.
Aliran iskandariyah mempunyai corak
tersendiri yang lain dari aliran neoplatonisme,meskipun kedua aliran tersebut memberikan
ulasan-ulasan atau neoplatonisme.tokoh-tokoh aliran iskandariyah ialah
hermias,stephaanus, dan joannes philoponos.
Diantara aliran-aliran filsafat dari masa ketiga,neoplatonisme lah yang
terpenting dan yang pling banyak pengaruhnya terdapat filsafat islam.
Aliran neoplatonisme merupakan rangkaian
terakhir atau rangkaian sebelum terakhir dari fase Hellenisme Romawi.
Neoplatonisme ini juga masih berkisar pada filsafat yunani,tasawuf timur yang
meramu dari masa fisafat yunani serta menggabungkannya. Didalamnya terdapat
ciri-ciiri filsafat yunani yang kadang-kadang bertentangan dengan agama-agama
langit. Jadi Neoplatonisme mengandung unsur-unsur filosofikanya
manusia,religiusitas dan keberhalaan. Neoplatonisme meliputi unsur-unsur yang
semuanya datang kepada kaum muslimin melalui aliran masehi ditimur dekat,tetapi
dengan sampul lain, yaitu tasawuf timur dan pengakuan akan keesaan tuhan, zat
“yang pertama”, dengan ketunggalan yang sebenar-benarnya.oleh karena itu,mereka
tertarik dengan filsafat tersebut dan mengatakan bahwa filosof-filosof yunani
tidak mempunyai pikiran-pikiran yang bertentangan dengan islam selama mereka
mengakui keesaan tuhan dean menganggap
zuhud sebagai jalan kebahagian bagi manusia, meskipun kelihatannya
kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Menurut Uberweg,pertengahan abad
keempat sampai pertengahan abad ketujuh masehi adalah masa alliran iskandariyah
yang menggantikan aliran neopllatonisme.[5]
Perbedaan
kedua aliran tersebut adalah
1. Neoplatonisme
bekisar pada segi metafisika pada filsafat yunani,yang boleh jadi dalam
beberapa hal berlawanan dengan agama masehi,sedangkan aliran iskandariyah lebih
condong kepaada matematika serta ilmu alam dan meninggalkan lapangan matafisika,dan
keadaan ini bisa menyebabkan tidak adanya perlawanan dengan agama masehi.
2. Neoplatonisme
lebih banyak mendasarkan pikirannya kepada seleksi dan pemaduan,sedangkan
aliran iskandariyah lebih banyak mengadakan ulasan-ulasan terhadap
pikiran-pikiran filsafat.
Ulasan-ulasan
yang sampai kepada kaum muslimin datang dari aliran iskandariyah dan
aliran-aliran Hellenisme Romawi. Ada tiga ulasan, yaitu:
1. Ulasan
dari golongan paripatetik dari masa sebelum Neoplatonisme,terutama dari
iskandar Aphrodisas.
2. Ulasan
dari alisan Neoplatonisme,terutama dari Porphyrius; mungkin ulasan ini bisa
menjelaskan adanya usahaa dari Al-farabi dan Ibnu sina untuk mempertemukan
agama dengan filsafat-filsafat.
3. Ulasan
dari orang-orang Iskandariyah seperti Hermias,Stephanus dan Joannes Philoponos.
B. Epicuros
dan ajaran-ajarannya pada masa etik
Masa etik di isi oleh tiga macam aliran filsafat yaitu aliran
epicuros,stoa, dan skeptic. Yang pertama terambi dari nama pembangunan sekolah
tersebut yaitu epicuros. Nama kedua terambil dari kata stoa yang artinya adalah
ruangan. Diruang itu zeno dari kition sebagai gurunya. Sekolah yang ke tiga
memperoleh namanya karna sikapnya yang krits terhadab filsafat yang klasik ia
membangun ajaran yang baru yang terdiri
dari dari ajaran lama yang disatukan. Oleh karna itu ajaran di sebut elektika.
Sekolah ini mengajarkan sikap ragu-ragu terhaddab kemungkinan untuk
memperoroleh ke benaran umum.[6]
Menurut
pendapat epicuros filsafat harus merintis jalan kearah mencapai kesenangan
hidup. Ia filsafat dalam tiga bagian yaitu logika, fisika,dan etika yang
memberikan kepada murid –muridnya didasaran kepada jalan, dan fisika merupakan
landasan etika.[7]
1.
Ajaran logika
Yang
dimahsud dengan logika oleh epicuros “kanonika” sebagai norma yang membangun
pengetahuan. Norma dan criteria adalah segala sesuatu yang terpandang, karna
segala macam pandangan adalah benar-benar pula dalam jiwa yang memandang.
Bahkan pandangan orang orang gila pun merupakan sebuah kebenaran, sesuai dengan
pandangan demokritos yang mengatakan pandangan tidak lain dari cetakan atau
gambaran barang yang sudah ada di dari alam, barang-barang yang mempunyai
realita.atom-atom yang bergerak dari barang-barang itu menyentuh atom mata
kita. Oleh karna itu, barang tampak oleh kita, jadi pandangan kita tak lain
dari gambaran atau reproduksi dari barang-barang yang sudah ada. Pengertian itu
adalah karna adanya ingatandari hasil pandangan dari masa lalu. Ingatan adalah
baying dari wujud yang telah di pandang
sebelumya. Semua yang terpandang adalah kenyataan lahiriah,benar atau salah
dari realitas adalah hasil pandangan itu sendiri. Sehingga atas hasil pandangan
merupakan norma dan criteria kebenanara.
Adapun kaitanya dengan etika social,
epicorus berpendirian bahwa masyarakat
sumber normadan susila, sedangkan noma
dan susila harus di bangu dalam pendidikan. Oleh karna iu, masyarakat
yang di bangun kesusilanya harus terpisah dengan masyarakat ekternal, karna
pengaruh eksternal akan memperburuk ebtika social.
2.
Fisika
Dari
ajaran fisika epicorus hendak membebaskan manusia dari kepercayaan
dewa-dewa.dengan ajaran itu bahwa dunia ini bukan di jadikan dan dikuasai oleh
dewa-dewa,denagn ajaran itu dinyatakan bahwa dunia
ini bukan dijadikan dan dikuasai oleh dewa-dewa,melainkan digerakkan oleh
hukum-hukum fisika.Jiwa manusia tidak terus hidup
sesudah mati,
dan tidak pula
menderita siksa dalam tanah dan langit.Dunia tidak satu saja,melainkan tidak
terbilang banyaknya.Dunia-dunia itu timbul seperti jiwa-jiwa manusia
timbul,demikian pula lenyapnya.
Manusia dalam hidupnya tidak bahagia karena tertganggu oleh
tiga hal: takut akan amarah dewa,takut akan mati,dan takut akan nasib.
Pertama,kita tak perlu takut akan amarah dewa,karena segala
sesuatu didunia ini karena gerak atom bukan karena dewa.Jika dewa itu ada,ia
akan hidup didunianya sendiri dan berusaha untuk tenang dan bahagia
sendiri.Sekiranya dewa harus marah karena tingkah laku manusia,alangkah
celakanya hidup dewa itu karena harus selalu marah-marah saja.
Kedua,terhadap mati pun,manusia tak usah takut.Jiwa kita pun
akan turut mati,sebab tanpa badan,tak ada pula jiwa.Habis hidup tak ada lagi
lanjutannya bagi manusia.Maut malah akan melepas manusia dari sakit dan
sengsara.
Ketiga,kepada nasib pun,kita tak usah takut.Segala kejadian
didunia ini ditentukan oleh gerak atom.Bagaimanapun,kita tak bisa
mengubahnya.Dengan demikian,tak ada alasan untuk takut.
3. Etika
Ajaran etikanya ialah mencari kesenangan hidup.Kesenangan hidup
menurut epicuros ialah barang yang paling tinggi nilainya.Mencari kesenangan
hidup itu tidak berarti memiliki kekayaan dunia sebanyak-banyaknya dengan tidk
menghiraukan orang lain.Tindakan seperti itu tidak membawa kesenangan
hidup.Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniyah dan rohanyah.Badan merasa
enak dan jiwa pun merasa tentram.Yang paling penting dan paling mulia adalah
kesenangan jiwa,karena kesenangan jiwa meliputi masa sekarang,masa lampau dan
masa yang akan datang.[8]
C.
Aliran
Stoa
Aliran
Stoa di Athena oleh Zeno dari kition (133-266 SM).Ia dilahirkan di Kition pada
tahun 340 SM dan meninggal di Athena pada tahun 264 SM.Ia mencapai umr 76
tahun.
Mula-mula
ia seorang saudagar yang sering berlayar.Pada suatu hari,kapalnya pecah
ditengah laut.Jiwanya tertolong,tetapi hartanya habis sama sekali.Oleh karena
itu,ia berhenti berniaga dan pergi belajar berfilsafa.
Zeno berturut-turut mendapat pelajaran filsafat diKynia
dan Megaria dan akhirnya ia belajar pada akademia dibawah pimipinan
Xenokrates,murid plato yang terkenal.Setelah keluar dari akademia,ia mendirikan
sekolah sendiri,yang bertempat pada suatu ruang,yang penuh ukiran.Ruang dalam
bahasa greek ialahstoa dan kata stoa itu dipakai sebagai nama sekolahnya.Sikap
hidup zeno banyak menyerupai hidup socrates,yang masih tergambar dalam ingatan
penduduk Athena.Oleh karena itu ia sangat dihormati.
Seperti kaum Epicuros,kaum stoa membagi filsafat dalam
tiga bagian,yaitu logika,fisika dan etik.Logika dan fisika umumnya digunkan
sebagai dasar etik,Maksud eti ialah sebagai petunjuk tentang sikap sopan santun
dalam penghidupan,menurut pendapat mereka tujuan utama dari filsafat ialah
menyempurnakan moral manusia.
§ Logika
§ Fisika
§ Etika
D.
Aliran
Skeptis
Skeptis artinya
ragu-ragu,sakwasangka atau sangsi.Aliran ini berpendapat bahwa dibidang
teoritis,manusia tidak akan sanggup mencari kebenaran.Pengetahuan kita tidak
boleh dipercaya.Agar berbahagia,manusia tidak harus mengambil keputusan yang
pasti,tetapi selalu ragu-ragu.Mereka tidak mau terus atau langsung menerima
ajaran-ajaran yang datang dari ahli-ahli filosof masa lampau.[9]
Kaum Skeptis adalah
para filosof yang meyakini bahwa keragu-raguan terhadap segala sesuatu
merupakan fondasi keyakinan.Oleh karena itu ketika ia melakukan sesuatu dengan
ragu-ragu,hal itu mereka meyakini sesuatu.tanpa berawal dari rasa
ragu,keyakinan itu tidak akan hadir dalam kehidupan.Pandangan tentang
kepastian,bagi ketika kaum skeptis ialah ketika ia ragu,sebab setiap gerak
hidupnya itu dipastikan oleh keraguannya atas sesuatu.
Sekolah yang dijadikan
lambang pengetahuan kaum skeptis adalah sekolah aliran Pyrhon dari Elis. Pyrhon
lahir tahun 360 SM dan meninggal pada tahun 270 SM.Adapun sekolah yang kedua
disebut Skeptis Akademia karena aliran ini lahir dari akademia yang didirikan
oleh plato.
§ Sekolah
Skeptis Pyrhon
§ Sekolah
skeptis Akademia
E.
Masa
Religi
Lebih dari tiga ratus tahun filosofi
Helen-Roman mencoba mengganti agama rakyat dengan ajaran yang dipandangnya
lebih rasional untuk keperluan hidupnya.Agama itu dianggap dengan suatu
belenggu,menanam rasa takut dalam hati manusia,Oleh karena itu agama dipandang
suatu penghalang untuk memperoleh kesenangan hidup.Filsafat menurut Epicuros
harus merintis jalan kearah mencapai kesenangan hidup.
Didorong oleh perasaan dan keadaan
bangsa Yunani dan bangsa lainnya yang senantiasa merasa tertekan di bawah
kekuasaan kerajaan Roma, maka ajaran Etik tidak dapat memberikan jalan keluar.
Kemudian perasaan agamalah yang akhirnya muncul sesudah beberapa abad terpendam
dapat mengobati jiwa yang terluka. Mulai dari sinilah pandangan filsafat
berbelok arah, dari otak turun ke hati.[10]
Keinginan untuk
mengabdi kepada Tuhan hidup kembali. Perasaan menyerah kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa memberikan kesenangan rohani. Perasaan bimbang hilang, cinta terikat
kepada Tuhan Yang Maha Tinggi.soal rasio tidal ada lagi, soal irasionalisme-lah
yang muncul kemudian. Dengan sendirinya, fakultas filsafat berkembang ke
jurusan mistik. Perasaan mistik tidak dapat dipupuk dengan pikiran yang
rasional, melainkan dengan jiwa yang murni. Pada periode ini, ada tiga aliran
yang berperan, yaitu aliran Neo-Pythagoras, aliran Philon, aliran Plotinus atau
Neo-Platonisme. Tetapi di sini kami hanya menjelaskan dua aliran saja, yaitu
Neo Pythagoras dan Philon, karena aliran Neo Platonisme akan dijelaskan oleh
pemakalah selanjutnya.
1.
Aliran Neo Pythagoras
Dinamakan Neo Pyithagoras karena ia
berpangkal pada ajaran Pyithagoras yang mendidik kebatinan dengan belajar
menyucikan roh. Yang mengajarkannya ialah mula-mula ialah Moderatus dan Gades,
yang hidup dalam abad pertama tahun masehi. Ajaran itu kemudian diteruskan oleh
Nicomachos dari Gerasa.
Untuk mendidik perasaan cinta dan
mengabdi kepada Tuhan, orang harus menghidupkan dalam perasaannya jarak yang
jauh antara Tuhan dan manusia. Makin besar jarak itu makin besar cinta kepada
Tuhan. Dalam mistik ini, tajam sekali dikemukakan perbedaan antara Tuhan dan
manusia, Tuhan dan barang. Bedanya Tuhan dan manusia digambarkan dalam mistik
neo Pythagoras sebagai perbedaan antara yang sebersih-bersihnya dengan yang
bernoda. Yang sebersih-bersihnya adalah Tuhan, yang bernoda ialah manusia[11].
Menurut mereka, Tuhan sendiri tidak
membuat bumi ini. sebab apabila Tuhan membuat bumi ini , berarti ia
mempergunakan barang yang bernoda sebagai bahannya. Dunia ini dibuat oleh
pembantunya, yaitu Demiourgos. Kaum ini percaya bahwa jiwa ini akan hidup
selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk turun temurun. Kepercayaan
inilah yang menjadi pangkal ajaran mereka tentang inkarnasi.
2.
Philon Alexandreia
Alexandria
terletak di Mesir. Di sana bertemu antara filsafat Yunani yang bersifat
intelektualis dan rasionalis, dan pandangan agama kaum Yahudi yang banyak
mengandung mistik. Pencetusnya adalah Philon. Ia hidup dari 25 SM, sampai 45 M.
ia mencapai umur 70 tahun. Ia adalah seorang pendeta Yahudi, karenanya filsafat
yang dipelajarinya terpengaruh oleh pandangan agama.
Yang menjadi pokok pandangan
filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhan. Baginya Tuhan itu Maha Tinggi
tempatnya. Tuhan hanya dapat diketahui oleh kata-kata-Nya yang terdapat dalam
kitab suci, dari alam dan dari sejarah. Tuhan sendiri tidak dapat diketahui
oleh manusia dengan panca inderanya.
Karena Tuhan itu
begitu tinggi kedudukannya, perlulah ada perantara yang menghubungkan Tuhan
dengan alam. Makhluk terutama yang terdekat dengan Tuhan ialah “Logos”.
Logos itu ialah sumber dari segala cita-cita yang sebagai pikiran Tuhan. Logos
juga beredar dalam dunia yang nyata sebagai penjelmaan dari akal Tuhan.
Kewajiban manusia yang pertama, menurut mereka, ialah mengasuh jiwa mendekati
Tuhan. Kesenangan hidup sebesar-besarnya adalah mengabdi kepada Tuhan. Tujuan
tertinggi ialah bersatu dengan Tuhan.[12]
Kesimpulan
Pola fikir
filsafat helenisme Yunani pasca Aristoteles. Diantaranya :
Epikuros, Stoa, dan Skeptis dari periode etik. Kemudian ada
juga Neo Pythagoras, Philon dan Plotinus dari periode religi. Berikut penjelasannya secara
ringkas.
Epikuros: Ia adalah filosof yang memuja
kesenangan hidup, ia menafikan dan menihilkan peran Tuhan di dunia. Menurutnya
Tuhan hanya menjadi penghalang untuk menikmati kesenangan hidup di dunia.
Karena itu, Epikuros adalah salah satu filosof yang beraliran atheis.
Stoa: Tujuan utama
dari ajaran Stoa adalah menyempurnakan moral manusia. Kriterianya tentang
kebenaran relatif sama dengan Epikuros yang mengatakan bahwa pemandangan adalah
kriteria setinggi-tingginya untuk mencapai kebenaran.
Skeptis: Mereka adalah
madzhab filsafat yang ragu-ragu terhadap ajaran-ajaran klasik. Menurut mereka,
kebenaran tidak dapat diduga. Dan untuk memutuskan mana yang benar dan mana
yang salah dalam pertentangan pendapat yang begitu banyak, perlulah ada suatu
kriteria tentang kebenaran. Kriteria itulah yang tidak ada.
Aliran Neo Phytagoras: Ajarannya berpangkal pada
Pythagoras yang mendidik kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Mereka juga
meyakini bahwa jiwa ini akan hidup selama-lamanya dan pindah-pindah dari
angkatan makhluk turun temurun. Kepercayaan inilah yang disebut dengan
rinkarnasi.
Aliran Philon Alexandreia: Ia adalah seorang pendeta Yahudi,
karenanya filsafat yang dipelajarinya terpengaruh oleh pandangan agama. Yang
menjadi pokok pandangan filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhan.
[1] Drs. Atang Abdul
Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV
Pustaka Setia.2008,Hlm,97
[2] Drs. Atang Abdul
Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV
Pustaka Setia.2008,Hlm,100
[3] Drs.
Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV
Pustaka Setia.2008,Hlm,101
[4] Ahmad
Hanafi,M.A,Pengantar Filsafat Islam,Jakarta,PT Bulan Bintang,1991,Hlm,29
[5] Ahmad
Hanafi,M.A,Pengantar Filsafat Islam,Jakarta,PT Bulan Bintang,1991,Hlm,31
[6] Drs.
Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV
Pustaka Setia.2008,Hlm,112
[7] Drs.
Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV
Pustaka Setia.2008,Hlm,115
[8] Drs.
Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV
Pustaka Setia.2008,Hlm,116
[9] Drs.
Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV
Pustaka Setia.2008,Hlm,118
[10] Drs.
Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV
Pustaka Setia.2008,Hlm,120
[11] Drs.
Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV
Pustaka Setia.2008,Hlm,122
[12] Drs.
Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV
Pustaka Setia.2008,Hlm,123
Tidak ada komentar:
Posting Komentar